latar belakang politik dalam perjanjian baru

jelasNamun, dalam Perjanjian Maritim Laut Timor pada tahun 2007, masa berlaku perjanjian ini diperpanjang hingga 2057. Pada CelahTimor ini kaya akan sumber daya minyak dasar laut yang melimpah yang saat ini dijadikan ladang minyak dan dikelola oleh perusaaan minyak seperti ConocoPhillips, Australian Energy (yang bekerja sama dengan Merekamemusatkan perhatian pada pengendalian masalah agama, bukan politik. Perhatian dan kegemaran mereka yang terutama adalah menjalankan Hukum Taurat (tentu saja termasuk sebagai tradisi) secara rinci dan cermat. Dililai dari standard tersebut, mereka adalah gambaran yang khas dari orang-orang Yahudi (baca, Filipi 3 :5-6). Sebenarnyalatar belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah kekaisaran Romawi. Merrill C. Tenney [3] dalam bukunya Survei Perjanjian Baru telah memberikan uraian terperinci tentang hal ini. Negara Romawi berdiri tahun 753 SM, yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak BukuLatar Belakang Perjanjian Baru 1 Sejarah di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. hp samsung poco x3 pro redmi note 10 5g parcel buah mesin kopi celana dalam. Home; Buku; Sosial Politik; Buku Sejarah; Buku Latar Belakang Perjanjian Baru 1 Sejarah PerjanjianGiyanti: Latar Belakang dan Dampaknya. Lokasi penandatanganan Perjanjian Giyanti. (Kemendikbud) Diketahui, PB II dan Pangeran Mangkubumi merupakan anak dari Amangkurat IV sedangkan Raden Mas Said adalah salah satu cucu Amangkurat IV. Konflik antar ketiganya terjadi pada 1746 hingga akhirnya terbentuklah Perjanjian Giyanti pada 13 Who Is Renee Zellweger Dating Now. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID qe38AaPgOt3bX7m8o2g3lOR2TxdCPYtDd6nixG49snOlgf21t-JX0A== 67% found this document useful 3 votes9K views7 pagesOriginal TitlePENGANTAR PERJANJIAN BARU 1Copyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?67% found this document useful 3 votes9K views7 pagesPengantar Perjanjian Baru 1Original TitlePENGANTAR PERJANJIAN BARU 1Jump to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Judul Buku Perjanjian Baru Penulis Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh Terbit Tahun 2019 Halaman 432 Halaman ISBN 978-602-231-690-9 Penerbit Mulia Nama Peninjau Talita Tlonaen Lembaga Afilisiasi Peninjau Institut Agama Kristen Negeri IAKN Kupang Alamat Email Peninjau tlonaentalita A. Pendahuluan. Dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Baru, merupakan buku atau tulisan yang dituangkan untuk menjelaskan betapa indahnya kasih setia Tuhan kepada umat-Nya. Untuk memahami isi dan maksud yang ada di dalam Alkitab, setiap orang Kristen dituntun untuk mengetahui latar belakang dan konteks perikop ataupun ayat yang dibaca. Namun sampai saat ini, walaupun Alkitab khususnya Perjanjian Baru sudah ditulis dalam bahasa Indonesia, tetapi tidak semua pembaca dapat memahami setiap makna yang terkandung dalam perikop atau ayat tertentu. Hal ini disebabkan karena tulisan-tulisan yang ada di dalam Perjanjian Baru ditulis berdasarkan sejarah, keadaan sosial, politik, kebudayaan dan latar belakang permasalahan teologis yang berbeda dengan pembaca masa kini. Oleh karena itu, untuk memahami makna dari setiap perikop atau ayat tertentu, setiap orang disarankan untuk lebih tekun dalam mendalami setiap ayat yang dibaca karena adanya kemungkinan bahwa makna teologis dari setiap ayat juga bisa direfleksikan pada keadaan hidup setiap pembaca saat ini. A. Rangkuman Isi Buku Penulisan buku ini dimulai dengan suatu uraian singkat mengenai latar belakang sejarah, keadaan sosial budaya dan keadaan sosial politikdan agama menjelang, dan selama kelahiran dan masa pelayanan Yesus sebagai Juruselamat di Palestina sampai pada kebangkitan Yesus dari antara orang mati dan berdirinya jemaat perdana yang didirikan oleh Paulus dalam pelayanannya. Dalam buku ini juga dituliskan mengenai berbagai tulisan-tulisan Paulus yang bersifat umum karena penulisan surat-surat tersebut tertuju pada jemaatnya, orang-orang kudus dan sedangkan ada juga surat yang bersifat pribadi karena ditujukan kepada beberapa jemaat yang sudah dianggap Paulus sebagai saudara sepelayanan dalam Kristus yaitu Timotius dan Titus. Tulisan-tulisan Paulus diantaranya adalah Kisah Para Rasul, Roma, 1 dan Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika, 1 dan 2 Timotius, Filemon, dan Ibrani. Dalam buku ini juga menjelaskan tentang Injil beberapa Injil dianataranya adalah Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan Kisah Para Rasul. Selain itu, dalam buku ini juga dituliskan mengenai surat-surat Am. Surat-surat ini diantaranya adalah Yakobus, 1 dan 2 Petrus, 1, 2 dan 3 Yohanes, Yudas dan Wahyu. Diakhir penulisan buku juga dicantumkan penyusunan kanon Perjanjian Baru. Tujuan penyusunan kanon ini adalah untuk pengukur, kaidah atau patokan untuk memahami setiap ajaran yang ada dalam Perjanjian Baru. Kanon ini juga diartikan sebagai norma, kaidah atau aturan yang dijadikan standar atau kriteria yang digunakan untuk menilai sesuatu. B. Keunggulan Buku - Penulisan buku ini sangat baik karena penulis berusaha menjelaskan dengan baik mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan Perjanjian Baru - Dalam penulisan buku ini, terdapat berbagai konflik seperti adanya golongan non Yahudi atau Yudaisme. Selain itu, penulis juga menjelaskan mengenai konflik yang terjadi di antara pelayan Kristus seperti perdebatan antara Petrus dan Paulus dalam pelayanan. Konflik-konflik yang terjadi ini dapat menjadi bahan refleksi bagi jemaat pada masa kini. - Penulisan surat-surat Paulus yang ada pada buku ini lebih banyak mengenai argumentasi-argumentasi yang biasanya berhubungan dengan persoalan hidup yang terjadi dalam jemaat C. Kelemahan Buku - Dalam penulisan buku ini pada bagian BAB IV penjelasan setiap injil, kisah para rasul, kitab dan surat-surat ditulis secara tidak teratur. Dimana dalam BAB IV penulisan injil tidak berurutan seperti dari injil Matius sampai injil Lukas. Tapi penulisan injil dimulai dari Markus, Matius dan akhiri dengan Lukas. - Penulis menyatakan bahwa surat 2 Timotius dan Titus penulisnya bukan Rasul Paulus karena adanya perbedaan teknik penulisan. Namun dalam buku Tafsiran Masa Kini 3 yang ditulis oleh Nikson dan Hams menyatakan bahwa Paulus sendirilah yang menulis kedua surat tersebut. - Dalam penulisan mengenai Injil Yohanes, tahun penulisan injil tersebut tidak dicantumkan secara jelas. - Dalam penulisan injil Matius, Penulis tidak menjelaskan secara mendetail tentang latar belakang kehidupan keluarga Yesus. D. Penutup Setiap orang Kristen yang ingin memahami berita Alkitab, khususnya Perjanjian Baru,tentu mudah membacanya, tetapi belum tentu mudah memahaminya. Karena, untuk memahami dengan benar isi Perjanjian Baru sangat diperlukan pengetahuan mengenai latar belakang, dan pergumulan iman serta persoalan teologis jemaat yang kepadanya tulisan-tulisan ini ditujukan. Dalam memahami isi Alkitab khususnya Perjanjian Baru, sering timbul pertanyaan mengenai pokok-pokok teologis dari setiap tulisan dalam Perjanjian Baru, karena penjelasan terkadang tidak terungkap secara pasti. Timbulnya ketidakjelasan dalam memahami Perjanjian Baru inilah yang sering menimbulkan berbagai perspektif yang keliru mengenai maksud dan isi dari Perjanjian Baru itu sendiri. Dalam buku ini dijelaskan tentang bagaimana latar belakang sejarah, sosial budaya, dan politik jemaat pada saat itu dan uraian-uraian mengenai pokok-pokok teologis dari setiap tulisan dan terlebihnya penulis menguraikan tentang pengaktualisasian dalam setiap aspek kehidupan jemaat saat ini. Oleh karena itu, penulisan buku ini disarankan kepada pembaca untuk menjawab setiap persoalan yang terjadi dalam memahami Perjanjian Baru. Buku ini juga disarankan kepada mahasiswa yang berkecimpung dalam rana teologi, orang Krsiten maupun setiap pelayan khusus dalam jemaat agar dapat menjadi acuan atau pedoman dalam melaksanakan tugas dan pelayanan sebagai hamba Allah. Daftar Pustaka Hakh Samuel B., Perjanjian Baru, Jakarta BPK. Gunung Mulia, 2019 Nixon, & Harris P. Nasution, Tafsiran Masa Kini 3. Jakarta Mulia, 2013 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. Daftar Isi 1. Pendahuluan 1. Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru 1. Latar Belakang 2. Definisi 3. Tujuan 2. Pembagian Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru 3. Pembagian Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru 2. Latar Belakang Politik, Sosial dan Ekonomi Dunia Perjanjian Baru 1. Latar Belakang Politik 1. Masa Peralihan Masa Sesudah Perjanjian Lama dan Sebelum Perjanjian Baru 2. Masa Pemerintahan Romawi 2. Latar Belakang Sosial 3. Latar Belakang Ekonomi 1. Mata uang 2. Arus perjalanan 3. Arus perdagangan Doa LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL, DAN EKONOMI DUNIA PERJANJIAN BARU A. Pendahuluan 1. Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru, yang kadang disebut juga Ilmu Pengantar Perjanjian Baru, adalah bagian dalam Ilmu Teologia Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke-19. Sumbangsih ilmu ini sangat besar khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang dapat menolong kita menyelidiki dan menafsirkan Alkitab secara bertanggung jawab. 1. Latar Belakang Mengapa diperlukan pengetahuan khusus untuk dapat menginterpretasikan Alkitab dengan tepat? Orang Kristen sering mendapati bahwa mengerti isi Alkitab tidaklah mudah, karena ada jurang pemisah yang cukup besar baik dalam hal waktu penulisan maupun dalam latar belakang dan budaya antara zaman Perjanjian Baru dan pembaca sekarang. Oleh karena itu dengan mengetahui informasi yang cukup tentang segala sesuatu sekitar latar belakang penulis dan penulisannya, maka hal ini akan dapat membantu kita menjembatani jurang pemisah itu. 2. Definisi Secara umum dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pembimbing dan Pengetahuan Perjanjian Baru adalah ilmu yang menyelidiki dan mempelajari latar belakang sejarah dan budaya sekitar zaman Perjanjian Baru, yaitu zaman ketika Tuhan Yesus dan rasul-rasul masih hidup. Secara khusus akan dipelajari pula latar belakang penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru, yaitu tentang penulis, penerima, tahun dan tempat penulisan, dan hal-hal yang penting sehubungan dengan tema dan tujuan penulis menuliskan kitab-kitab Perjanjian Baru. 3. Tujuan Tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru adalah untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang dunia Perjanjian Baru dan penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru sehingga dapat memperkaya wawasan kita dalam memberikan interpretasi penafsiran yang tepat terhadap isi dan pengertian Firman Tuhan yang diinspirasikan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru. 2. Pembagian Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru Drs. Duyverman, dalam bukunya Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, membagi ilmu ini menjadi 2 bagian, yaitu 1. Ilmu Pembimbing Khusus Ilmu yang memeriksa seluk beluk kitab-kitab Perjanjian Baru satu persatu, dengan mengajukan serentetan pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini § Siapakah penulis kitab tersebut? § Kapankah dan di manakah kitab tersebut ditulis? § Kepada siapakah dan dengan maksud apakah kitab tersebut ditulis? 2. Ilmu Pembimbing Umum Ilmu yang memeriksa kitab-kitab Perjanjian Baru secara keseluruhan, termasuk di dalamnya adalah Ilmu Salinan textual criticism dan Kanonisasi. 3. Pembagian Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru Seluruh jumlah kitab kanon Perjanjian Baru adalah 27 kitab dan biasanya digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu 1. Kitab-kitab Sejarah 4 Kitab-kitab Injil dan 1 Kisah Para Rasul 2. Kitab Surat-Surat 1. 13 Surat-surat Paulus dan 1 Surat Ibrani 2. 7 Surat-surat Am Umum 3. Kitab Eskatologi Kitab Wahyu B. Latar Belakang Politik, Sosial Dan Ekonomi Dunia Perjanjian Baru 1. Latar Belakang Politik 1. Masa Peralihan Masa Sesudah Perjanjian Lama dan Sebelum Perjanjian Baru Masa-masa sesudah Perjanjian Lama dan sebelum Perjanjian Baru sering dikatakan sebagai masa-masa gelap karena Allah tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian masa ini justru menjadi masa yang sangat penting karena sekalipun kelihatan-nya diam, Allah bekerja di balik sejarah umat manusia untuk mempersiapkan mereka menerima pelaksanaan rencana Agung-Nya. Masa "sesudah Perjanjian Lama dan sebelum Perjanjian Baru" ini disebut sebagai Masa Peralihan atau zaman Intertestamental yang berlangsung kurang lebih 400 tahun. Pada waktu itu bangsa Israel yang telah dipulihkan mengalami berbagai gangguan politik yang sangat serius untuk sementara waktu. Setelah Aleksander Agung menaklukkan Imperium Persia, para pangeran dan jenderal Yunani berjuang untuk merebut hak untuk memerintah Timur Dekat. Raja Antiokhus III dari wangsa Seleukus merebut Palestina dari Mesir pada tahun 198 SM dan berusaha menjadikannya sebuah pangkalan untuk membangun suatu imperium baru di Timur. Akan tetapi, Antiokhus III bukanlah tandingan bagi legiun-legiun Roma. Mereka mengalahkan bala tentaranya pada tahun 190 SM dan menjadikannya penguasa boneka dalam rangkaian pemimpin Roma. Keluarga Makabeus memulai perang saudara melawan para penguasa Seleukus dan merebut Yerusalem pada tahun 164 SM. Akan tetapi, baru pada tahun 134 SM mereka mampu menghalau sama sekali orang-orang Seleukus dari urusan mereka. Pada tahun itu, Yohanes Hirkanus I dari keluarga Makabeus mendirikan wangsanya sendiri yang dikenal sebagai wangsa Hasmoneus. Mereka berkuasa sampai tahun 37 SM, ketika Roma menetapkan keluarga Herodes sebagai pemerintah boneka yang baru di Palestina. Dalam masa ini Allah memakai 3 bangsa yang mengambil peranan utama dalam mempersiapkan masa Perjanjian Baru. Dari catatan kitab-kitab Makabe dan tulisan-tulisan Yosefus, kita mengetahui fakta-fakta berikut ini 1. Bangsa Yahudi/Ibrani Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun, justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Sementara mereka tersebar kemana-mana, mereka juga membawa kegiatan agama mereka ke segala tempat yang mereka datangi. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monoteisme dan mentaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk memelihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia. 2. Bangsa Yunani Bangsa Yunani melalui Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Untuk mengokohkan setiap kemenangannya ia menetapkan bahasa Yunani sebagai bahasa sehari-hari serta setiap kebudayaan Yunani dijadikan sebagai pola pemikiran dan kehidupan. Sehingga, bahasa Yunani menjadi bahasa yang umum pada saat itu yang mempersatukan daerah Asia, Eropa dan Afrika. Hal ini memberikan pengaruh yang besar, karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab Perjanjian Baru dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan akurat. 3. Bangsa Romawi Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel Palestina menciptakan suasana yang relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Kerajaan Romawi membangun perluasan kekaisaran dunia dan jalan-jalan raya yang telah membuka kemungkinan bagi seorang untuk mencapai semua bagian dalam kerajaan itu dengan mudah. Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru. 2. Masa Pemerintahan Romawi Latar belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah kekaisaran Romawi. Merrill C. Tenney dalam bukunya Survei Perjanjian Baru telah memberikan uraian terperinci tentang hal ini. Negara Romawi berdiri pada tahun 753 SM, yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak kota dan menjadi kerajaan yang besar pada tahun 265 SM. Berikut ini adalah kaisar-kaisar Romawi yang memerintah pada masa Perjanjian Baru 1. Agustus 27 SM - 14 M. Ketika Tuhan Yesus lahir, pemerintahan sedang dipegang oleh Kaisar Agustus. Dialah yang memerintahkan sensus penduduk di Palestina. 2. Tiberius 14-37 M. Ia memerintah semasa Tuhan Yesus dewasa - mati. 3. Caligula 37-41 M. Kaisar yang menganggap dirinya dewa untuk disembah. Banyak orang Kristen mula-mula yang mati karena melawan perintah untuk menyembah kepada kaisar. 4. Nero 54-68 M. Kaisar yang kejam dan semena-mena menganiaya orang Kristen. Paulus dan Petrus mati syahid pada masa pemerintahannya. 5. Vespasian 69-79 M. Pada masa pemerintahannya kota Yerusalem dihancurkan, termasuk bangunan Bait Allah. 6. Domitianus 81-96 M. Melakukan penindasan yang sangat kejam terhadap orang-orang Kristen. Memerintah pada masa tua Rasul Yohanes. Palestina menjadi salah satu negara jajahan Kerajaan Romawi diperkirakan sejak tahun 63 SM. Kisah dalam Perjanjian Baru diawali dari masa pemerintahan Herodes 37 SM - 4 M yang ditunjuk oleh pemerintah Romawi sebagai raja Yahudi. Sebutan provinsi diberikan kepada daerah-daerah baru yang ditaklukkan Romawi. Untuk provinsi yang relatif damai dan setia pada Roma, pemerintahan dipimpin oleh seorang gubernur. Sedangkan wilayah yang rawan dipimpin oleh seorang wali negeri. Lihat Kisah Para Rasul 137; 1812; Matius 2711 Daerah-daerah jajahan provinsi ini biasanya mendapat kebebasan otonomi untuk berdiri sendiri. Kebebasan agama pun juga diberikan kepada mereka religio licita. Penarikan pajak juga diserahkan kepada pemerintahan setempat, tetapi di bawah pengawasan Roma. 2. Latar Belakang Sosial Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain, petani, peternak, nelayan dan wiraswasta kecil lainnya. Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sbb. kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat. 3. Latar Belakang Ekonomi Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah tangga. Barang-barang mahal adalah hasil impor negara-negara lain. 1. Mata uang Fungsi uang, keuangan, dan ilmu ekonomi mungkin kelihatan sangat sulit untuk dimengerti. Sebenarnya, tidaklah demikian. Uang berarti apa saja yang dapat diangkut dan ditukar dengan mudah. Uang logam, mata uang, dan permata adalah bentuk-bentuk uang. Keuangan adalah pengelolaan uang. Ilmu ekonomi adalah telaah terhadap apa yang dilakukan uang. Dulu tidak ada uang kertas atau uang logam. Setiap orang melakukan tukar menukar dengan cara barter. Mereka menukar barang berharga yang satu untuk barang berharga yang lain. Logam mulia seperti emas, perak, dan tembaga sering kali ditukar untuk memperoleh barang lain. Kemudian, logam-logam ini dijadikan uang logam standar. Alkitab tidak memberi tahu mengenai langkah-langkah perkembangan ini. Sebaliknya, Alkitab menunjukkan bahwa kedua sistem perdagangan barter dan penggunaan uang logam ini dipakai pada waktu yang hampir bersamaan. Di dalam Alkitab terdapat beberapa keterangan tambahan yang menarik tentang pengembangan uang. Bahkan Alkitab memberikan prinsip-prinsip mendasar untuk menggunakan uang dan mengelolanya. Mata uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius dinar, dan uang emas aureus pound. Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja Matius 202. Tetapi karena pemerintahan provinsi diizinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda Matius 2112. Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu. 2. Arus perjalanan Arus perjalanan sangat lancar zaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan yang terbentang luas. Setiap bangsa-bangsa dapat menggunakan jalan-jalan untuk perdagangan dan perhubungan, dan juga sebagai jalur-jalur militer pada masa perang. 3. Arus perdagangan Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian. Para pedagang membawa kafilah unta dan keledai mereka sampai ke daerah-daerah yang jauh tanpa memikirkan waktu yang dihabiskan dalam mengadakan perjalanan. Kadang-kadang mereka tinggal satu tahun atau lebih di negeri-negeri lain untuk menjajakan barang dagangan mereka. - Dalam sejarah Indonesia, Pulau Sipadan dan Ligitan lepas pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada 17 Desember 2002, Mahkamah Hukum Internasional memberikan kedaulatan atas Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan kepada Malaysia. Sejak itu hingga kini, Pulau Sipadan dan Ligitan menjadi negara bagian Sabah, sengketan Ligitan dan Sipadan terjadi antara negara Indonesia dan Malaysia. Apa yang melatarbelakangi sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan antara Indonesia dengan Malaysia? Baca juga Penyebab Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke Tangan Malaysia Penyebab perebutan Pulau Sipadan dan Ligitan Pulau Sipadan dan Ligitan terletak di timur laut Pulau Kalimantan, sekitar 150 kilometer dari Pulau Tarakan di Kalimantan Utara. Kronologi sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan berlangsung selama 33 tahun, yakni dari 1969 hingga 2002. Akar sejarah sengketa batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia di daerah Pulau Sipadan dan Ligitan bermula dari ketidakjelasan garis perbatasan yang dibuat oleh Belanda dan Inggris. Indonesia merupakan bekas jajahan Belanda, sedangkan Malaysia adalah bekas jajahan Inggris. Perlu diketahui, hukum modern menganut suatu konsep bahwa wilayah suatu negara ketika merdeka adalah semua wilayah kekuasaan penjajahnya, yang dalam bahasa Latin disebut uti possidetis. Karena ketidakjelasan garis perbatasan yang dibuat oleh Belanda dan Inggris di perairan timur Pulau Kalimantan, status kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan pun menjadi tidak jelas ketika Indonesia dan Malaysia sama-sama sudah merdeka. Baca juga Sejarah Pulau Pasir dan Mengapa Menjadi Bagian Australia Awalnya, pada 1966, Indonesia dan Malaysia sama-sama memberi izin eksplorasi atas Pulau Sipadan dan Ligitan. Izin tersebut dikeluarkan pada 6 Oktober 1966, kepada perusahaan asing PN Pertambangan Minyak Nasional dan Japex. Akan tetapi, pada 1967, sengketa atas kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan mulai terjadi, setelah dilangsungkan pertemuan mengenai hukum laut antara Indonesia dan Malaysia. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Malaysia saling memperebutkan kepemilikan wilayah atas Pulau Sipadan dan Ligitan. Karena proses penyelesaian kasus sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan berjalan alot, dua negara sepakat membawa permasalahan ke Mahkamah Internasional. Dasar hukum yang menyelesaikan sengketa batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia dalam kasus Pulau Sipadan dan Ligitan adalah pasal 2 ayat 3 dan pasal 3 Piagam PBB. Baca juga Sejarah Pulau Natal yang Mayoritas Penduduknya Islam Mahkamah Internasional memutuskan bahwa kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan jatuh ke tangan Malaysia berdasarkan bukti bahwa Inggris lebih awal masuk Pulau Sipadan dan Ligitan dengan membangun mercusuar dan konservasi penyu. Sedangkan Belanda, yang menjajah Indonesia, hanya terbukti pernah singgah di Pulau Sipadan dan Ligitan, tetapi tidak melakukan apa pun. Selain itu, pertimbangan lain bahwa Malaysia terbukti telah melakukan berbagai penguasaan efektif terhadap kedua pulau daripada Indonesia. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

latar belakang politik dalam perjanjian baru